TIGA GELAS ES PISANG IJO DINGINKAN HATI


Tiga gelas es pisang ijo di bawah cahaya purnama

Oleh Abas Basari

Di suasana senja hari Selasa, hati ini pun mulai kuat untuk mengajak istri membeli "sesuatu". Entah makanan atau minuman yang penting ada sesuatu yang beda dari hari-hari sebelumnya. Niatnya baru sampai disitu. Namun karena dorongan untuk menyenangkan hati maka kuberanikan diri.

"Bu...boleh ga kalau Ayah ngajak Ibu keluar malam ini sebentar saja" rayuku di telinganya.

"Sebentar saja ya, sebab banyak kerjaan yang belum kelar nih !" jawabnya sambil menatap sendu wajah saya.

"Ya..lah. Ayo atuh" pintaku sambil membawa kunci motor.  Tak lupa uang disisipkan di saku celana panjang warna biru tua kesukaanku 

Sebelum naik motor kembali pertanyaan meluncur dari mulut ini, "Bagaimana kalau kita beli es pisang ijo?"

"Ye...asik. Itu yang Ibu mau...Ay" ucapnya sambil tangannya memegang erat pergelangan  tangan kiri saya.  Mesranya masih seperti yang dulu. Jika ada kejutan maka dia akan melakukan hal-hal membuat hati ini jadi bahagia. 

"Sudah lama banget Ibu tertunda beli es pisang ijo. Di lain tempat ga enak" katanya .

Motor Honda Spacy yang biasa saya pakai untuk berangkat kerja segera kustarter, kami meluncur menuju tempat yang menjual es pisang ijo. 

Gerobak es pisang ijo sebenarnya tidak jauh, hanya sekitar 200 meter dari rumah, tapi teringat permintaan istri yang perlu waktu lebih untuk selesaikan kerjaan maka diputuskan naik motor. Menghemat waktu gitu.


Inilah tempat yang dituju. Es Pisang Ijo & Cimol Bojot. Rupanya tempat yang sering diceritakan istri kalau beli es pisang ijo.  Bersih juga tempatnya walau berada paling ujung, dekat dengan tembok pembatas dengan warung lain. 

"Aa ... es pisang  ijo tiga gelas ya... yang original " pinta istriku ke penjual es pisang ijo yang kebetulan orang Sunda.  "Siap teh" ujar si penjual sambil menyeringai.

Sembari menunggu si Aa melayani, saya pun meminjam HP istri untuk bisa mengabadikan pesanan es pisang ijo yang baru kali ini diabadikan. Foto sana, jepret sini. Tak lupa kepo pun berlangsung.

Es pisang ijo bukankah asli dari Makassar, betul ga ? pertanyaan  yang muncul.

Ya benar, tapi di Bandung mah jadi banyak penambahan, jadi sudah ga ori lagi, disesuaikan dengan tempat dimana dia berada. Kebetulan di Bandung..ya beginilah" ucap dia sambil tangannya sibuk memasukkan bahan ke gelas.


Satu gelas es pisang ijo terdiri dari satu buah pisang yang dibalut adonan warna ijo, mutiara atau disini mah dikenal dengan nama pacar cina,  bubur sumsum, dan sirop coco pandan. Tak lupa serutan es. Harga per gelas hanya Rp. 7000 saja.

Varian rasa yang ditawarkan sebenarnya banyak juga, ada yang plus alpukat, buah naga, dan nangka.

Eit...loh kok bisa ya. Bandung tea ya banyak pisan orang-orang kreatifnya. Apa pun jadi barang konsumsi sekaligus enak dinikmati. Setuju tuh..cuy

Tiga gelas es pisang ijopun sudah jadi, spesial untuk dua anak dan istri tercinta. 

"Yuk Ay kita nyebrang" ajaknya sambil tangannya memegang erat tangan kiriku.

"Terima kasih atas kado es pisang ijo juga kesempatan 'we time' malam ini walau sebentar tapi berkesan",  suara istriku terdengar mesra di telinga.

Kami pun segera kembali menuju rumah. 

Dalam perjalanan ada rasa bahagia bisa berbagi ke anak dan istri dengan hal yang kecil. Ya.. hanya dengan tiga gelas es pisang ijo. Dingin, manis, segar, dan gurih bercampur aroma coco pandan membuat penikmatnya serasa di Makassar. 

Dingin malam itu sudah berubah menjadi hangat karena celotehan istri sepanjang jalan tentang es pisang ijo yang mendinginkan hati dan we time. 

Berdua, bersama dalam 15 menit membeli es pisang ijo semakin indah di bawah cahaya rembulan yang purnama.







Comments

Popular posts from this blog

RESUME PERTEMUAN KE-25 MENULIS MEMBUATKU NAIK KELAS & BERPRESTASI

RESUME PERTEMUAN KE-22 MENULIS DI KALA SAKIT

RESUME PERTEMUAN KE-30 DIGITALISASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH