RESUME KE-9 MENULIS ITU MUDAH
Hujan deras sore ini menemani saya mencari tahu pemateri kelas menulis malam ini. Senin, 6 Juni 2022 Rahmat Allah dalam bentuk hujan masih diberikan untuk insan-insan di bumi Cinunuk agar senantiasa bersyukur atas apa yang telah diberikan. Dingin di luar sana tidak lah sedingin hati ini, penuh energi bergelora laksana Kawah Kereta Api di Kamojang. Tak henti keluarkan panas bumi untuk keberlangsungan kehidupan manusia.
Kang Dail.....itu nama yang saya ucapkan kepada Bapak Moderator kita. Lebih ngena rasanya, walau usia saya dibanding Kang Dail jauh terpaut. Kenalan sudah dilakukan di pertemuan sebelumnya, jadi kesempatan malam ini saya gunakan untuk hal lain.
Keadaan badan yang semakin dingin saat menjelang buka puasa berbuah buka puasa terasa semakin dingin dan mata yang mulai berkunang-kunang. Shalat maghrib pun diputuskan di rumah saja. Beberapa menit kemudian ambruk lah badan. Langsung terkapar di tempat tidur. Duh...kesalahan yang sudah saya perbuat. Ampuni Ya Allah atas khilap di hari Senen.
Kelas menulis angkatan 26 pun lewat. Biarlah raga ini istirahat sesuai kehendak badannya. Malam itu pun hujan besar sekali menemani saya yang tertidur pulas.
Selasa malam berusaha untuk ikut lagi. Alhamdulillah badan sudah jauh lebih baik. Terima kasih istriku yang telah merawat. Terima kasih juga sudah diingatkan untuk semangat menulis.
Sehubungan tidak langsung ikut kelas Menulis jadi saya mereka-reka seperti apa yang akan disampaikan narasumber. Maka diputuskan untuk Googling tentang judul Menulis itu Mudah. Kata Mudah yang dicari. Mudah, satu kata yang sering banget di denger. Arti kata mudah menurut lektur.id ada enam hal yaitu :
- Lekas sekali (menjadi, menderita, dan sebagainya).
Contoh: Anak kecil mudah ketularan penyakit, isi pensil ini mudah patah - Tidak teguh imannya (gampang terbujuk atau gampang diajak berzina dan sebagainya)
- Tidak memerlukan banyak tenaga atau pikiran dalam mengerjakan
- Tidak sukar
- Tidak berat
- Gampang. Contoh: Soal ujian itu mudah
Saya menambahi informasi perkenalan tentang Bapak narasumber karena beliau sangat luar biasa prestasinya. Jurnal Akademik dan Simposium saja berjumlah 33, untuk buku diangka 30, dan Chapter buku pun ada 32. Karya yang seimbang dengan gelar Professornya. Sungguh istimewa malam tersebut karena materi disampaikan oleh orang yang tepat sekali.
Narasumber langsung memberikan lima persyaratan dalam Menulis itu Mudah. Waduh berat banget ada kata persyaratan.segala. "Kaya ikut lomba saja. Apa saja sih syaratnya "? Benak ini bertanya-tanya Professor pun melanjutkan informasinya sebagai berikut :
1. Membaca. Bukan lagi kemampuan tetapi harus bergeser ke Kebiasaan. Membaca sebaiknya menjadi budaya bangsa kita. Berawal dari diri sendiri. Trik beliau adalah buatlah resensi versi sendiri setelah 15 menit membaca. Setelah sekian waktu bisa jadi buku.
2. Praktik Menulis. "Menulis lah setiap hari. Lihatlah apa yanng akan terjadi" Quotes Om Jay perlu kita laksanakan supaya kita yang menjadi pelaku sejarahnya.
3. Tahu apa yang akan ditulis. Setuju Pa..Professor. Ya sangat jelas lah...ya. Apa pun yang kita tulis harus secara sadar diketahui. Kalau tidak, berarti sedang ada masalah dengan pikiran. Semoga kita senantiasa mengetahui apa yang akan ditulis. Aamiin.
4. Nikmati Proses Menulis. Ini pesan Professor kita yang hebat, " Harus dinikmati ya..Bapak Ibu yang hebat se-Nusantara agar tidak jadi beban. Biar badannya, pikirannya pun menjadi sehat". Benar Prof, kalau kita sehat banyak hal yang bisa dilakukan.
5. Ngemil..Professor sangat tahu kondisi penulis pemula yang sedikit-sedikit laper, karena tenaganya banyak terkuras untuk dipakai menulis. Terima kasih Prof..sudah mengingatkan. Saya pun dengan sadar mengakui ini. Ada cemilan samping laptop supaya mudah dijangkau.
Intisari tanya jawab yang bisa saya pahami adalah sebagai berikut :
Kapan waktu untuk menulis ? Tidak ada patokan waktu kapan untuk menulis. Jadi kalau mau menulis, ya menulis saja. Kapan pun. Dimana pun.
Kiat agar menulis menjadi kebiasaan...ya menulis setiap hari. begitu kata Om Jay. Kalau mau sempurna gunakan koreksi berkali-kali sekaligus diedit supaya hasilnya baik.
Mengikuti kelas menulis via WA secara daring dan mandiri serasa ikut langsung malam itu. Kang Dail begitu hebat mengajak peserta untuk rajin menulis dengan kata-kata yang cerdas dan berkualitas. Begitu pun narasumber Professor Ngainun Naim dengan suara yang khas dan uraiannya sangat enak dibaca, dimengerti dan sangat jelas.
Saya pun harus serahkan resume, jadi tulisan ini pun berakhir pula. Terima kasih bapak narasumber dan bapak moderator.yang sangat luar biasa. Semoga Allah membalas kebaikannya dengan yang lebih baik dan lebih banyak.. Aamiin.
Bagus resumenya. Terus berkarya dan jangan kendor semangatnya!
ReplyDelete