LEMON TEA JUM'AT BERBAGI

 


Lemon Tea Jum’at Berbagi

Untuk sebuah niat menjaga kesehatan, Kamis malam aku buka kemari es, setelah memperhatikan apa saja isinya, mata yang agak sepet karena kurang tidur malam itu tertuju ke warna kuning yang memaksa tangan untuk segera mengambilnya. Ya dua butir jeruk lemon yang tempo hari di beli Pasar Gedebage masih bersisa. Empat batang serai yang berada di sebelahnya seolah tak mau ketinggalan ingin bersama ikut mau diraih oleh saya. Jeruk lemon dan serai memang disimpan di lemari es agar tetap terjaga kesegarannya.

Kebetulan besoknya hari Jum’at, maka hasrat hati untuk membawa kedua bahan tersebut ke tempat kerja pun makin kuat. Diperokoh niat ini setelah teringat isi ceramah ustad Akhyar di Masjid Darussalam  saat Sabtu pagi, Jum’at berkah. Bersedekah atau berbagi di hari itu bernilai lebih baik karena hari Jum’at adalah rajanya hari.

Dua buah jeruk lemon dan empat batang serai saya jadikan satu kantong plastik. Pisau yang tajam dipilih agar nanti saat memotong jeruk menjadi lebih nyaman. Lap bersih berwarna putih bergaris-garis hitam melengkapi bawaan pagi ini. Kayaknya ada yang belum lengkap untuk sebuah sajian lemon tea di hari Jum’at. Apa yang kurang ya?  Ooo iya teh yang saheri sebelumnya sudah disiapkan di ruang guru memang tidak saya bawa dari rumah.

Motor kesayangan Si Spacy sudah berada di tempatnya, siap menunggu tumpangan. Kantong yang berisi bahan dan alat untuk membuat lemon tea segera dicantelin. Jum’at pagi sebelum pukul 6.30, saya bersama anak bungsu pun berangkat menuju SMA Al Ma’soem. Jalanan lebih lenggang, tanpa hambatan yang berarti, motor melaju bagai air mengalir di pegunungan. Lancar dan menyenangkan. Menempuh waktu 20 menit sudah tiba di tempat kerja.

“Pak Abas bawa apa nih”, sergap Bu Yani di dalam ruang guru setelah kantong itu disimpan di meja saya.

“Pasti bikin lemon tea ya..”, jawab Bu Raihani menimpali karena sehari sebelumnya dia mendengar obrolan saya dengan Pak Didik tentang rencana membuat lemon tea di hari Jum’at..

Sesaat kemudian, setelah menyimpan jaket dan ransel berisi laptop, saya menuju ke dapur yang satu ruangan dengan ruang guru. Hanya berbatas tembok dan kusen tanpa pintu.

Panci yang berisi air bersih sudah bertengger kuat dia atas kompor dengan api besar. Sambil menunggu air mendidih,  serai sebanyak empat batang digeprek dengan ulekan agar aromanya keluar lebih kuat segera dimasukkan. Teh celup dua sachet pun siap menemani bahan yang lain. Seolah besty, bersama-sama untuk menyenangkan hati guru-guru di hari Jum’at.

Sambil menunggu air mendidih, saya siapkan meja untuk menyimpannya. Pisau bersama talenan kayu, piring ceper untuk menyimpan irisan jeruk lemon. Lap bersih. Alas kain untuk alas panci. Gelas cekung berukuran cukup besar pun diisi dengan gula pasir. Nah...yang tak boleh tertinggal adalah sendok untuk gula pasir dan mengaduk. Lemon kuiiris agak tebal dan kubelah menjadi dua, ditata di atas piring ceper mengikuti ala-ala chef di restoran. Walau ga sempurna tapi not bad lah.

Wangi serai semerbak menyeruak di seluruh ruangan tanda air serai sudah mendidih. Perlu tambahan waktu sedikit agar wanginya lebih enak. Dua teh celup sachet pun digabungkan. Tangan kiri dan kanan dengan sedikit tenaga, membawa panci berisi air serai dan teh celup ke meja yang sudah disiapkan.

“Silahkan .......lemon tea sudah siap”, sapaku kepada rekan-rekan guru. Campur-campur sendiri saja ya. “Satu gelas, isikan satu kerat lemon dan empat sendok teh gula pasir, seduh dengan air serai panas”, pinta saya bersemangat.

Teman-teman mulai mengerubungi  meja sajian. Masing-masing mengambil jatahnya .

“Mantap...Pak, Hangat, aroma serai berpadu dengan lemon juga wangi teh masih berasa dan manisnya pas banget”, komentar Pak Endang setelah menyeruput lemon tea, seolah ahli yang sedang memberikan penilaian kepada peserta Master Chef Indonesia.

Sajian lemon tea pun dinikmati Bapak dan Ibu guru dengan segera karena takut keburu dingin katanya. Seruput, seruput, seruput.

“Terima kasih atas sajiannya Pak”, jawab mereka serempak sambil menatap wajah saya dengan rasa senang. 

"Minuman menyehatkan dengan bahan yang ada disekitar kita dan harganya terjangkau", ujar  Pak Dadang yang guru PJOK menambahi. Setuju...Pak.

Rasa bangga dan haru atas kesempatan yang Engkau berikan di hari Jum’at ini. Semoga menjadi nilai baik dimataMu Ya Rab. Aamiin.

 


Comments

Popular posts from this blog

DISINI PEMIMPI JADI PEMIMPIN

RESUME PERTEMUAN LE-29 BLOG SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN

RESUME PERTEMUAN KE-30 DIGITALISASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH