DARI NOL MENUJU GOAL
DARI
NOL MENUJU GOAL
Oleh
Abas Basari
Bermula
dari kiriman tulisan istri di GRUP WA 09 tentang kegiatan Silaturrahmi Idul
Fitri 1443 Hijriah di RT 09 RW 20 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten
Bandung. Setelah dibaca, enak juga bacanya serasa saya memperoleh info lengkap
tentang kegiatan tersebut. Padahal saya tidak bisa hadir karena di tempat kerja
saya, hari liburnya bergeser hari. Tanggal kalender merah seharusnya libur,
malah masuk kerja. Tanggal berikutnya giliran saya yang libur, orang lain yang
kerja. Lucu juga ya.
Menulis
apapun di blog dicoba untuk menjadi kebiasaan baru saya di usia 58 tahun. Bukan
lagi usia yang muda untuk bisa berkiprah namun dorongan diri agar memanfaatkan
waktu serta menjadi pribadi yang lebih baik. Tulisan saya ditujukan untuk siapa
pun yang ingin berbeda dalam menambahi ilmu dan pengetahuan umum. Buku adalah
jendela dunia, Membaca adalah kuncinya, dan dengan Menulis mengikat ilmu
menjadi erat.
Saya
sampaikan rasa tertarik untuk ikutan kelas belajar menulis ke istri disaat
makan malam bersama di rumah. Sehubungan ada keterbatasan waktu untuk
mendaftarkan diri, maka istri berinisiatif mendaftarkan saya di BM 26 PGRI. Malu
juga sama istri, tapi dia mendorong saya supaya istiqomah dengan caranya yang
aduhai cantik. Saya tau beres saja. Terima kasih istriku.
Nah
giliran bagaimana membuat resume di blog ? Kembali istri membimbing suaminya
untuk bisa menulis di blog. Jujur saja cara membuat blog pun dibuatkan sang
istri tercinta. Saking sayangnya dengan suami. Tak kalah pentingnya lagi adalah
kelas BM 25-26 ini merupakan kumpulan orang-orang hebat yang sangat sayang
dengan ilmu dan masa depannya. Jadi menulis di blog adalah tanda sayang dan rekam
jejak saya untuk keturunan nanti. Ga salah ikut bergabung di BM 25-26. Coba
bayangkan apa ga merinding, saya dikelilingi insan-insan jurnalis kelas
nasional yang penuh dengan prestasi ?
Sebagai
bocoran saja, bahwa istri saya merupakan peserta BM 22. Jadi urusan daftar,
buat blog serta hal lain terkait kelas BM 26, sudah ada yang nempel ilmunya.
Saya yang mendapatkan manfaatnya. Sekali lagi terima kasih istriku.
Pertama
kali menulis resume di blog, entahlah. Ada rasa malu, rasa ingin tahu, juga
rasa tidak percaya kemampuan. Semuanya menyatu dalam pikiran. Setelah beberapa
kali menulis baru ada rasa nyaman untuk menulis resume di blog. Tantangan
membaca setiap hari atau blog walking pun menjadi hal yang seru karena di
sela-sela pekerjaan rutin di kantor serta beres-beres rumah bersama istri, itu harus
dilakukan. Saya bertekad untuk bisa berbagi waktunya. Semoga saja ya.
Menurut Bu Kanjeng, pemateri yang luar biasa, ada
langkah-langkah yang harus dipedomani agar dalam menulis yang baik. Seperti apa
isinya, yuk kita cermati ya.
1.
Menbaca. Sudah
jadi kebiasaan kah ?
Membaca tidak hanya buku apapun sebenarnya bisa menjadi sumber bacaan yang baik. Entah
lingkungan kita, atau kejadian hari-hari. Kebetulan saya berprofesi guru maka membaca
buku merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Buku yang bersifat umum
maupun terkait mata pelajaran yang diampu. Apalagi dikaitkan dengan seorang
muslim yang memang diperintahkan untuk senantiasa membaca. Jadi membaca itu sejatinya
sudah menjadi karakter.
2.
Diskusi. Ayo tambahi ilmu dengan diskusi !
Diskusi paling enak diterjemahkan saling bertukar
pikiran mengenai suatu masalah. Kegiatan ini pun masih terkait nyata dengan
pribadi profesi guru. Sudah menjadi santapan hari-hari di kelas. Jadi diskusi
bukan lagi agenda yang baru tapi menjadi rutinitas yang menambah kualitas
karakter pembelajar. Misalnya mendiskusikan tentang buku baru, mencari atau
menemukan ide-ide baru. Berdiskusi tentang banyak hal tidak hanya dengan siswa
tapi dengan mentor menulis seperti di kelas BM 26 yang tepat sehingga kemempuan
menulis kita menjadi lebih baik lagi.
3.
Look dan feel. Lihat, resapi, nikmati dan bersyukur
Rutinitas yang kita jalankan dari hari ke hari akan
berlalu begitu saja, jika kita belum bisa melihat, merasakan, menikmati, dan
bersyukur. Tanpa ada kesan mendalam apalagi menyisakan memori di hati.
Mari kita lihat apa pun, merasakan dengan indra ,
menikmatinya, dan ditutup dengan rasa syukur atas segala yang telah diberikan
Sang Pencipta. Semuanya itu dikemas dengan kata “kepo”. Rasa ingin tahu bisa
kita latih, bisa dikondisikan dalam keadaan apa pun. Asal ada kemauan dan tekad
yang super super baja, jangan baja ringan ya. Semakin banyak hal rasa ingin
tahu maka akan semakin banyak pula hal yang dirasakan, diresapi, dan bersyukur
maka tuisan akan semakin baik.
4.
Socialize. Begol.....Yuk
!
Bergaul diubah menjadi kata “begol” dikalangan anak
muda, Ya berhak kita ketahui karena kata tersebut mudah diucapkan. Jadi
generasi Z sekarang sudah biasa memakai kata tersebut untuk ajakan kepada
teman-temannya. Kenal dengan kata tersebut didapat dari hasil “socialize” atau
bergaul. Saat ini diperlukan bergaul dengan banyak orang, atau lebih keren
dengan istilah networking. Bergaul yang bernilai lebih, bersosialisasi
sekaligus juga membangun jaringan. Tulisan kita akan sangat mudah disebarkan
via networking. Sekali dayung dua, tiga pulau terlampaui.
Bergaul dengan buku bisa menambah pemahaman tentang
buku tersebut, ilmu menulis, juga
hal-hal lain yang terkadang tidak terbayangkan sebelumnya. Misalnya bergaul
dengan Biografi, maksud baca buku biografi, akan memperkaya pemikiran,
pengalaman serta tahu keistimewaan tokoh dalam biografi tersebut. Itu semua dapat dijadikan sumber tulisan yang
baik. Rasa ingin tahu terhadap apapun akan memperkaya pengetahuan kita tentang
apapun.
PERSIAPAN MENULIS. Kata yang sederhana tapi bermakna
dalam.
Nah...dalam menulis yang baik tentunya memerlukan
persiapan. Yuk...kita cermati persiapan apa saja, menurut narasumber yang hebat
ini :
1.Menggali dan menemukan gagasan/ide
Ide atau gagasan dapat digali dan ditemukan
diantaranya dengan cara curah ide bersama rekan sejawat atau dengan siapapun.
Namun untuk mendapatkan ide yang paling baik, bisa curah ide dengan mentor kita
yang hebat-hebat seperti di kelas BM 26.
2.Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca
Istilah yang tepat untuk hal ini adalah marketable. Nanti bersama mentor atau
hasil diskusi bersama rekan sejawat akan bertemu dengan sesuatu yang marketable. Tujuan, genre dan segmen
pembaca pun akan terpenuhi.
3.Menentukan topik
Untuk menentukan topik yang paling sesuai dan mudah
dapat dilakukan dengan cara mencocokkan dengan tujuan.
4.Membuat outline :
Outline dapat diartikan sebagai kerangka tulisan.
Manfaat menggunakan outline diantaranya menciptakan klimaks yang berbeda-beda,
dan terhindar dari topik ganda. Kata Bunda Kangjeng tulisan kita harus memiliki
karakter kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.
Kemampuan ini akan dimiliki setelah banyak menulis dan terus menulis.
5.Mengumpulkan bahan Materi/Buku.
Kegiatan ini bisa dilakukan kapan pun tanpa terkendala
oleh kondisi apapun. Koleksi buku dalam jaman now bukan lah hal yang sulit
karena mahal. Dalam kondisi saat ini, harga buku sudah terjangkau juga
kemudahan untuk mendapatkannya. Jadi tidak usah ragu dalam mengkoleksi buku.
Lain halnya dengan buku-buku referensi yang memiliki harga relatif mahal.
MENULIS ITU HARUS SABAR.
Kalimat ini untuk saya merupakan petuah orang tua
kepada anaknya. Saya yang baru pertama kali bergabung merasa dianggap sebagai
anaknya yang kelak akan berhasil. Aamiin. Menulis dengan apa yang yang kita bisa
tulis. Kata pemateri yang luar biasa “Tulislah apapun yang ada di benak kita.
Kesempurnaan akan diperoleh setelah banyak menulis. Untuk penulis pemula
sebaiknya tidak berkonsentrasi penuh kepada kesempurnaan tulisan....ya”
Buang apapun yang meremehkan kita. Saya diibaratkan
sebagai seorang anak yang tertarik
dengan menulis tentunya petuah berikut ini sangat mendorong untuk
membuktikan pada orang tua saya bahwa saya bisa berhasil.
Menulis itu merupakan keterampilan. Orang tua bilang
bahwa berbekal keterampilan akan lebih mudah hidup. Menulis pun merupakan
keterampilan yang menjanjikan baik secara materi maupun non materi. Apalagi di
komunitas ini ada mentor-mentor yang sangat mendukung sekali. Mana ada
komunitas sejenis yang sehebat ini....
Tanpa terasa naskah
kasar buku sudah ada ujudnya. Langkah selanjutnya apa sih? Bunda Kangjeng
menentukan tiga hal yakni adalah editting, revising dan publishing. Untuk
pemula seperti saya ini memiliki keterampilan editting, revising dan publishing
adalah perjalanan yang masih jauh. Jadi bisa dinikmati di lain waktu bersama
mentor-mentor handal dan peduli keberhasilan bersama. Tapi ingat tiga hal ini
tidak boleh dilupakan...ya.
Berbekal
dukungan istri juga anak-anaku yang baik di rumah, dan teman-teman di tempat
kerja mereka pun mendorong untuk tetap menulis di blog. maka harapan pun
berdatangan laksana pramusaji menyodorkan pesanan di meja.
Menjadi
ayah pembelajar yang baik karena membaca lebih banyak, dan bermental kuat bagi
keluarga. Kebetulan saya seorang guru, menjadi guru yang bermanfaat lebih
banyak untuk siswa, rekan sejawat atau pun pengurus yayasan terutama dalam liputan yang berkualitas. Siapa
pun orangnya yang ada di lingkungan rumah dan tempat kerja semoga menginspirasi
dengan tulisan saya. Ada rasa bangga di hati mereka dengan adanya kehadiran pribadi
maupun tulisan saya.
Mudah-mudahan
saya ikut kelas BM 26, sebagai jawaban atas doa-doa saya di antaranya menjadi
pribadi yang bermanfaat. Menjadi profesi kebanggaan, selain guru pada saat ini.
Bukan hanya tulisan-tulisannya tapi penghargaan atas tulisan. Pembicara tingkat
nasional karena terbitan buku solo atau pun antologi dan prestasi lainnya, rasanya
bukan lagi penghalang di kemudian hari. Aamiin
Comments
Post a Comment