Resume ke-2

 Jum'at, 20 Mei 2022

Resume Pertemuan ke-2

Narasumber   :  Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. (Bunda Kanjeng)

Moderator   :  Ibu Widya Setianingsih

Materi   :  Menjadikan Menulis sebagai Passion



Harimau mati meninggalkan belang. Gajah mati meninggalkan gading. Itulah pepatah yang senantiasa hadir di hati ini. Apalagi tuntutan seorang muslim yang diminta meninggalkan jejak tulisan yang bermanfaat buat umat saat ini maupun nanti. Nah berdasar kepada itu semua maka kita sebagai seorang muslim harus apa yang dilakukan ?. Manusia mati meninggalkan buku atau tulisan yang bermanfaat.

Kendala akan senantiasa ada. Apapun bisa jadi kendala. Baik yang terasa maupun yang tidak terasa secara langsung. Kita diminta untuk menulis, menulis, dan menulis. No body perfect.....jadi menulis saja. Itung-itung mengisi waktu dengan hal yang sangat berbeda dibandingkan dengan aktivitas hari.

Alasan mengapa saya tertarik untuk menulis. Diawal sudah disinggung sedikit tentang mengapa saya mengikuti kelas menulis ini. Ya...tulisan seorang muslim sangat ditunggu oleh umat islam khususnys di Indonesia yang mayoritas muslim.  Cara kita menulis kayaknya lebih enak diibaratkan seperti naik motor. Keterampilan mengendarai motor identik dengan berapa banyak waktu yang diluangkan untuk bisa terampil mengendarai motor. Kalau kita bilang ...bisa karena biasa. Menurut saya ....ya harus membiasakan menulis. Nanti pun akan bisa bagaimana cara menulis yang baik. Adapun waktu yang paling tepat untuk menulis adalah saat ini juga. Jangan menunda. Bersegeralah menuslis. Mungpung masih ada waktu.

Motivasi saya untuk menulis adalah untuk menjadi manusia yang paling baik. Manusia yang paling baik adalah yang paling banyak manfaatnya buat umat dan lingkungannya. Menjadi manusia yang sepeti ini nampak susah dilakukan. Namun dengan berbekal ilmu bahwa melakukan kebaikkan sekecil apapun akan kembali kebaikan itu kepada kita. Jadi dengan prinsip ini, diminta senantiasa berbuat baik tanpa melihat waktu, tokohnya, ataupun tempatnya. The show must go on....gitu. Ringan dibadan, enak di perasaan, dan otak pun tidak menjadi crowded.

Menurut pemateri yang luar biasa....langkah-langkah menulis yang baik...seperti ini lho. Yuk kita cermati ya...

1.Read atau menbaca. Membaca sebenarnya bisa apapun  akan menjadi sumber bacaan yang baik. Entah lingkungan kita, kejadian hari-hari, atau yang paling lazim adalah buku. Membaca buku merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari profesi guru. Buku yang bersifat umum maupun terkait mata pelajaran yang diampu. Apalagi dikaitkan dengan seorang muslim yang memang diperintahkan untuk membaca. Jadi membaca itu sudah menjadi  karakter seorang muslim.

2.Discuss. Diskusi pun masih terkait nyata dengan pribadi profesi guru. Sudah menjadi santapan hari-hari di kelas. Setiap guru harus sudah memiliki keterampilan ini. Jadi diskusi bukan lagi agenda yang baru tapi menjadi rutinitas yang menambah kualitas karakter pembelajar. Seorang guru mejadi penulis yang baik sangat perlu berdiskusi dengan mentor kita yang tepat. Misalnya mendiskusikan tentang buku baru, mencari atau menemukan ide-ide baru. Berdiskusi tentang banyak hal tidak hanya dengan siswa tapi dengan mentor menulis yang tepat sehingga kemempuan menulis kita menjadi lebih baik lag

3.Look dan feel. Hal rutin yang kita lihat setiap saat ataupun membaca di berbagai media merupakan sumber/bahan untuk diskusi. Semakin banyak hal yang menambah rasa ingin tahu maka akan semakin banyak hal yang dirasakan.

4.Socialize. Rasa ingin tahu terhadap apapun akan memperkaya pengetahuan kita tentang apapun. Kemampuan ini akan berdampak kepada seberapa besar pengaruhnya terhadap pemahamannya. Pemikiran, pengalaman serta keistimewaan tokoh dalam biografi akan ada pengaruhnya terhadap pola pikir maupun tindakan yang bersangkutan. Hal tersebut dapat dijadikan sumber tulisan yang baik.

Nah...dalam menulis tentunya memerlukan persiapan. Yuk...kita cermati persiapan menulis menurut nara sumber yang hebat ini :

1.Menggali dan menemukan gagasan/ide

Ide atau gagasan dapat digali dan ditemukan diantaranya dengan cara curah ide bersama rekan sejawat atau dengan siapapun. Namun ntuk mendapatkan ide yang paling baik, bisa curah ide dengan mentor kita yang hebat-hebat.

2.Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca

Istilah yang tepat untuk hal ini adalah marketable. Nanti bersama mentor atau hasil diskusi bersama rekan sejawat akan bertemu dengan sesuatu yang marketable. Tujuan, genre dan segmen pembaca pun akan terpenuhi.

3.Menentukan topik  

Untuk menentukan topik yang paling sesuai dan mudah dapat dilakukan dengan cara mencocokkan dengan tujuan.

4.Membuat outline :

Kata Bunda Kanjeng tulisan kita harus memiliki karakter kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan. Kemampuan ini akan dimiliki setelah banyak menulis dan terus menulis.

5.Mengumpulkan bahan Materi/Buku.

Kegiatan ini bisa dilakukan kapan pun tanpa terkendala oleh kondisi apapun. Koleksi buku dalam jaman now bukan lah hal yang sulit karena mahal. Harga yang terjangkau juga kemudahan mendapatkannya. Buku-buku referensi memang memiliki harga yang relatif mahal, namun pembeli pun jarang sekali mengoleksi.

MENULIS ITU HARUS SABAR. Kalimat ini untuk saya merupakan petuah orang tua kepada anaknya. Saya yang baru pertama kali bergabung merasa dianggap sebagai anaknya yang kelak akan berhasil. Aamiin. Menulis dengan apa yang yang kita bisa tulis. Kata pemateri yang luar biasa “Tulislah apapun yang ada di benak kita. Kesempurnaan akan diperoleh setelah banyak menulis. Untuk penulis pemula sebaiknya tidak berkonsentrasi penuh kepada kesempurnaan tulisan....ya”

Buang apapun yang meremehkan kita. Saya diibaratkan sebagai seorang anak yang tertarik  dengan menulis tentunya petuah berikut ini sangat mendorong untuk membuktikan pada orang tua saya bahwa saya bisa berhasil.

Menulis itu merupakan keterampilan. Orang tua bilang bahwa berbekal keterampilan akan lebih mudah hidup. Menulis pun merupakan keterampilan yang menjanjikan baik secara materi maupun non materi. Apalagi di komunitas ini ada mentor-mentor yang sangat mendukung sekali. Mana ada komunitas sejenis yang sehebat ini....

Tanpa terasa  naskah kasar buku sudah ada ujudnya. Langkah selanjutnya apa sih? Bunda Kanjeng menentukan tiga hal yakni adalah editting, revising dan publishing. Untuk pemula seperti saya ini memiliki keterampilan editting, revising dan publishing adalah perjalanan yang masih jauh. Jadi bisa dinikmati di lain waktu bersama mentor-mentor handal dan peduli keberhasilan bersama. Tapi ingat tiga hal ini tidak boleh dilupakan...ya.


Comments

Popular posts from this blog

RESUME PERTEMUAN KE-25 MENULIS MEMBUATKU NAIK KELAS & BERPRESTASI

RESUME PERTEMUAN KE-22 MENULIS DI KALA SAKIT

RESUME PERTEMUAN KE-30 DIGITALISASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH